“Itu suara apa, bunyinya nguuung-nguuung-nguung seperti ada yang berputar?”
“Oh itu suara kipas angin, saya membiarkannya terus berputar selama 24 jam”
“Tapi kok suaranya aneh yah”
“Aneh apanya”
“Yah aneh aja”
“Semua seperti aneh memang”
Sesekali mata Alex melirik jarum jam yang juga tak mau kalah dengan putaran kipas angin. Entah apa yang membuatnya merasa seperti tidak normal. Yang jelas, satu hal yang paling diinginkannya kini, menyaksi mentari pagi yang lama hilang. Hilang? Iya hilang, memang hilang, selalu tidak dapat dia jamah, walaupun tubuhnya membantah, ketidakberdayaan beradu desahan malam hanya membuatnya terus memandang deretan buku yang tersusun rapi tepat di atas kedua jari kakinya.
“Hey masih ada orang”
“Ou ya ya, saya dengar kok”
“Lucu ya”
“Apa yang lucu”
“Lucu Lex, di saat semua mata sudah terpejam, kita malah”
“Malah apa”
“Yah kita malah kaya gini, saya bertutur, kamu mend..”
……………………….. *lobet