Monday, December 24, 2012

Rene Descartes

Rene adalah lulusan terbaik arkeologi Universitas Indonesia. Tiga tahun lalu sampai hari ini Rene tetap menawan, bukan hanya otak tapi hampir semua aspek yang ada pada dirinya memang memikat orang disekitarnya.

Sebelum tiga tahun lalu pun dia sudah memesona semua yang mengenalnya. Dan tak terkecuali Desca yang merupakan teman satu sekolahnya ketika mereka sama-sama SMP disebuah sekolah negeri.

Panjangnya waktu ternyata Rene dan Desca dipisah jarak yang tidak terukur dengan kilo,meter bahkan centi..

Ya, itu beberapa tahun lalu.

Mereka akhirnya dipertmukan lagi, kembali bersama dalam satu universitas, mendapatkan beasiswa yang sama. Tertebak kan setelah sekian lama tidak bertemu, mereka saling jatuh cinta. Cinta yang tidak biasa, karena syarat tidak pernah mereka perhitungkan ketika bersama.

Semua masih biasa, mereka bahagia, mereka sama-sama menikmati hidup sementara mereka. Sampai akhirnya Rene mengalami kecelakaan yang membuatnya harus kehilangan satu kaki dan kedua tangannya. Hidup sudah tidak ada gunanya, menjadi beban keluarga bahkan beban buat dirinya sendiri. Sirna semua cita-cita yang dia selalu banggakan dihadapan Desca. “nanti kalau saya sudah menyelesaikan semua ini, kita akan menikah dan bahagia” *ungkapan Rene ketika meyakinkan Desca bahwa mereka akan bahagia*

Tapi, segalanya berubah. Ucapan Rene hanyalah sebuah ungkapan yang sudah tidak mungkin lagi terealisasi. Rene sadar keadaannya sekarang tidak akan menjadikan Desca bangga terhadap dia. Rene yakin Desca akan berpaling, dan itu bukan salah Desca..

Menangis, merintih, mendekam dalam bisu Rene berada dalam titik terendah hembusan nafas yang diberi Tuhan. Hidup bagai mati, pun mati dia tetap hidup bagai mati.

Namun ternyata tidak seperti yang diduga Rene. Desca datang tetap dengan janjinya untuk dinikahi Rene yang sekarang tidak seperti Rene yang dulu lagi. Rene yang sekarang sudah tak berkaki, tak bertangan dan tak bersemangat dengan kenyataan hidup yang dipahat Tuhan buat dia. Yang terjadi kemudian adalah Desca tetap mencinta Rene, mendamba dan memuja sang lelaki yang memang Desca mencintanya tanpa syarat bahwa dia harus seperti ini atau itu.

Desca mendampingi Rene, memberi semangat, mereka pun dinikahkan harapan baru, bahwa hidup mereka akan bahagia walau kenyataan seperti tidak memihak mereka.

Guys, terkadang dalam hidup, manusia selalu mengharap sesuatu yang lebih, sempurna bahkan tidak menginginkan kekurangan ada pada yang mereka inginkan. Adalah sesuatu yang wajar memang, karena hakikatnya manusia dicipta Tuhan dengan sifat dasar yang tidak pernah puas dengan apa yang dia miliki sekarang.

Rene dan Desca adalah satu dari sekian kisah yang membuat seorang terkadang harus berpaling dan tidak mau lagi melihat apa yag dia miliki sekarang. Memang perlu diakui hanya satu persen bahkan stengah persen pun tidak cukup menggambarkan, ternyata ada orang yang mau tetap bersama walau kekurangan pasangannya jelas akan menjadi masalah untuk hidup mereka berdua kelak.

Seseorag pernah bertanya kepada saya, kalau kamu menjadi Desca apa yang akan membuatmu bertahan dengan Rene. Saya mencintainya lebih dari apapun, pada akhirnya hanya itu yang penting. *asik gue blagu haha*