Tuesday, January 15, 2013

Skema

Ruangan ini kosong. Sebuah ruangan yang tidak kecil namun juga kurang besar dengan balutan cat dinding berwarna krem muda. Pertamakali tinggal diruangan ini saya langsung betah. Waktu itu hanya kasur, bantal, karpet, dan satu buah dispenser yang mengisi ruangan ini yah masih keliatan luas. sekarang tidak begitu luas lagi. Sedekat mata memandang buku-buku berserakan dimana-mana, lemari yang terbuka, pakaian kotor dan juga beberapa foto-foto dia.

Sekali lagi 'Ruangan ini kosong' apa yang kalian pikirkan?

apa ada, hah tidak ada juga tidak apa-apa..

sudah-sudah tidak usah dipikirkan..

Oh iya dalam beberapa postingan saya yang lalu, saya pernah mengatakan seperti ini “sepertinya setiap orang punya moment khusus yang terkemas dalam tanggal-tanggal”.

Ya, sedih atau senang biasanya orang-orang mensakralkannya dalam angka sebuah penanggalan. Mm moment apa yah kira-kira. yah seperti ulang tahun adalah contoh paling sederhana dalam tradisi pensakralan yang paling kita kenal..

Saya juga punya moment seperti itu yaitu tanggal ini 15 Januari. Walaupun ga sekaliber 11 Januarinya Armand Maulana, tapi paling tidak pengimanan saya terhadap tali kasih juga wajar adanya.

Hmm kalau kalian menanyakan kepada saya profesi yang paling menyenangkan itu apa, maka saya akan menjawab menjadi penulis adalah profesi ternyenang dibanding yang lain. ternyenang apaa coba Jazz?? Haha terbaik lah maksudnya. Kenapa terbaik? Karena penulis itu bisa membuat dunianya sendiri tanpa peduli dunia orang lain seperti apa. Seorang pernah bilang kepada saya, dengan nada sedikit menyindir dia berkata “Jazz lo kok ganteng banget sih” *gubrak*

Tidak bukan itu, tapi ini; “Jazz seorang penulis itu adalah seorang yang tidak tau betapa dunia nyata tidak seperti yang dia coret dalam ide dan gagasan-gagasan yang ada diotaknya, terkesan menggampangkan segala sesuatu”..

Iya memang saya juga berfikir sama kok dengan statementnya, dunia itu bagai tergenggam dalam ungkapan, seperti kehendak sang penulis yang menginginkan akhir cerita yang dia tulis dan awal cerita yang dia tuang seperti apa dan bagaimana semua terserah dia sang penulis tadi.

Tentunya tidak asing kan ditelinga kita orang-orang seperti Salman Rushdi, Tom Perrotta, Simon Van Booy, Dan Brown, atau yang paling fenomenal J.K Rowling si penulis fiktif Harry Potter yang begitu booming di jagat ini. Mereka-mereka ini adalah sang penggenggam dunia, apa yang mereka gambarkan tentang hidup seperti memaksa kita mengangguk apa iya ada hidup seperti Hary potternya J.K Rowling misalnya atau Tom Perrotta dengan cerpen legendarisnya, juga Salman Rushdi sang penggempar dunia dengan tuisan kontroversialnya atau mungkin Dan Brown yang tulisannya entah itu nyata atau propaganda untuk menjatuhkan wibawa satu agama.

Ya, mereka semua menskema kata, menghambur tinta membentuk rangkaian kalimat yang ketika tebaca seakan kehidupan itu semudah kenyataan yang mereka tulis.

Wah wah hidup tak semudah menuang tinta yang kalian kreasi guys. Tapi begitu indahnya hidup dengan cara kalian menjalani hidup yang hanya dengan merangkai kata dunia bagai kalian miliki. Mungkin Tuhan seperti itu juga ya (dalam tanda petik) Dia menulis semua, apa, tentang, bagaimana, kapan saya bertemu orang hebat atau mungkin tentang kalian ketika menangis dan tertawa. *diluar penganggapan tadi Tuhan lebih dari semua itu*

Tentunya tidak ada manusia yang tidak ingin hidup senang, bahagia dengan kehidupannya walaupun itu disebuah gubuk kecil, kota kecil bersama keluarga kecilnya. Semua orang mungkin mendamba hal itu. Dimulai ketika dia lahir dengan pekakan tangis, tumbuh menjadi anak yang gemar berlari kesana kemari, memasuki masa remaja mengenal cinta melegitimasi pendidikan sampai kejenjang yang sangat tinggi kemudian mendapat kerja layak, akhirnya berkeluarga dan saling mendukung sampai mereka tidak menghembus nafas lagi. Secara umum skenarionya seperti itu. Namun apa iya itu merupakan kemutlakan. Keharusan yang harus dilalui setiap orang. Kalau ada yang menjawab iya, maka saya tidak setuju. Kenapa? Ya, itu tadi hidup tidak semudah yang dirangkai para penulis. Hidup tidak segampang yang diskema Tuhan. 

Eits tapi saya juga mau bilang memang hidup tidak semudah yang diskema Tuhan. Tapi Tuhan tentu tidak secara sia-sia mencipta manusia yang Dia skema diantara semua mahluk.

Perjalanan hidup saya sampai ketitik ini pun adalah skema yang sedang saya aktori. Terlintas semua perjalanan yang juga terselip tanggal 15 Januari 2010. Tanggal ini pasti sudah diskema Tuhan kan. Tanggal dimana pada waktu itu tampang kurus mirip pemake sabu saya kalipertama bertemu Ibeng di alam nyata.

Sebenarnya saya mau ngomong begini “kalau boleh Tuhan mengizinkan, saya ingin menulis skema ditanggal ini nanti”. Skema apa itu? Yah skema apa kek, skema ruangan kosong kah atau skema apa aja yang pasti bisa dianggap sakral dan tidak memeduli dunia orang lain..